Sebegitu takutkah aku untuk
memintamu datang menemui? Terkadang mulut, tangan, dan otak tak begitu sinkron
mengungkapkan apa yang dirasa. Hingga akhirnya hanya tersimpan, terpendam, dan
terdiam. Aku tak menyuruhmu menjadi cenayang, untuk merasakan setiap apa yang
kurasa. Itu mustahil. Tapi apakah kau tahu bahwa tiap menit bahkan tiap detik
di hari yang kulalui selalu menantikan momen dimana kau akan mengajakku
memahami arti dari…..kualitas pertemuan. Entah, bagaimana kau mengartikan itu.
Kupikir, suatu saat akan tiba
waktunya dimana sebuah pertemuan akan menjadi sesuatu hal langka. Disaat aku
dan kamu sama-sama jauh. Disitulah kita mulai menyadari bahwa intensitas
pertemuan hanyalah pelengkap.
Sincerely,
Senja
No comments:
Post a Comment