7.27.2014

Rindu Itu Semakin Nyata


     Hai kamu, apa kabar? Sudah hampir sebulan sejak kamu meninggalkan kota ini menuju tempat yang bermil-mil jauhnya. Kau tahu betapa rindunya aku menunggumu di sini? Berkutat dengan rutinitas yang seperti ini cukup membuatku jenuh. 

    Selama 3 tahun lebih kita selalu berkomunikasi secara intens, namun sekarang hal-hal kecil yang menjadi kebiasaan itu mendadak hilang. Tidak terbiasa menjadi alasan utama keadaan seperti ini, untunglah aku mulai bisa memahami dan mengerti bahwa jarak justru yang mendewasakan kita. Dari sinilah aku mulai belajar menghadapi perasaan rindu terpendam yang terhalang oleh jarak. 

     Kamu selalu bilang bahwa ini juga untuk masa depanmu, masa depan kita. Entah kenapa itu merupakan kekuatan untukku. Yah bagai mantra yang menyulapku bangkit dari kegelisahan setiap kali aku menangis menunggu pesan singkat darimu. Wajarlah, rasa khawatir itu selalu ada pada seseorang yang paling ia sayangi bukan?

     Kau tau, saat ini hal yang membuatku paling bahagia adalah ketika kamu mengirimkan pesan untukku, mnegabarkan bahwa kau baik-baik saja disana. Terimakasih. Terimakasih banyak sayang, walaupun terpisahkan jarak dan perbedaan waktu yang terpaut jauh, paling tidak kau selalu menyempatkan waktu untuk mengabariku. Saat ini tidak masalah betapa jauhnya kita terpisahkan benua bahkan samudra, yang terpenting adalah kita masih sama-sama saling mendoakan. Aku selalu berdoa agar kau mendapat keselamatan dan kelancaran dalam proses studimu di sana. 

Sekali lagi terimakasih. Kutunggu kepulanganmu kembali ke Indonesia. 


Love,


Senja